Mengajarkan Pancasila secara Dialogis pada Generasi Muda

Main Article Content

Danan Tricahyono

Abstract

Permasalahan bangsa Indonesia seperti terjadinya degradasi moral memiliki hubungan dengan pembelajaran Pancasila yang belum ideal. Pendidikan Pancasila memiliki posisi strategis sebagai matakuliah yang berkontribusi dalam penguatan karakter peserta didik berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Tahapan penelitian kualitatif meliputi: 1. Menyusun kerangka konseptual, 2. Menentukan rumusan masalah, 3. Memilih sampel dan membatasi penelitian, 4. Penyiapan instrumen, 5. Pengumpulan data, 6. Analisis data, dan 7. Menguji kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan jika landasan filosofis pendidikan dialogis menggunakan pemikiran Bakhtin, Vygotsky, Freire, dan Alexander. Terdapat lima langkah pendekatan dialogis yaitu 1. peserta didik diberi kesempatan dan dorongan untuk bertanya, mengemukakan pendapat, dan mengomentari ide dan masalah yang muncul dalam pelajaran; 2. Pendidik terlibat dalam diskusi dengan peserta didik yang menggali dan mendukung pengembangan pemahaman mereka tentang isi; 3. Pendidik mempertimbangkan kontribusi peserta didik dalam mengembangkan tema mata pelajaran dan dalam merencanakan kegiatan yang memungkinkan peserta didik mengejar pemahaman mereka sendiri, melalui pembicaraan dan kegiatan lainnya; dan 4. Pendidik menggunakan pembicaraan untuk memberikan kerangka kontekstual kumulatif, berkelanjutan, untuk memungkinkan keterlibatan peserta didik dengan pengetahuan baru yang ditemui. Pembelajaran dialogis pada materi sejarah perumusan Pancasila. Sesi akhir pembelajaran peserta didik mengambil inspirasi akan pentingnya hidup bertoleransi.

Article Details

Section
Articles